Tampilkan postingan dengan label Geologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Geologi. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 September 2021

Geologi Regional Daerah Kulon Progo




Gb. 1. Zona fisiografis  Jawa Tengah
dan Jawa Timur (Van Bemmelen, 1948)
Daerah Kulon Progo dapat dibagi menjadi beberapa satuan geomorfologi antara lain:

1.      Satuan Perbukitan Kulon Progo

Memiliki ketinggian antara 100 – 1200 m diatas permukaan laut dengan kemiringan lereng sebesar 150 – 160. Satuan Perbukitan Kulon Progo ini berada di bagian barat Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Kokap, Girimulyo dan Samigaluh.

2.      Satuan Perbukitan Sentolo

Memiliki ketinggian antara 50 -150 m diatas permukaan laut, dengan kemiringan sebesar 150. Daerah yang termasuk dalam satuan perbukitan sentolo ini adalah Kecamatan Pengasihan dan Sentolo.

3.      Satuan Teras Progo

Berada di utara Satuan Perbukitan Sentolo dan berada di sebelah timur dari satuan perbukitan Kulon Progo. Satuan ini terletak di tepi wilayah Kulon Progo yaitu di Kecamatan Nanggulan dan Kali Bawang.

4.      Satuan Dataran Aluvial

Memiliki ketinggian relative rendah dengan kelerengan yang datar, meliputi Kecamatan Panjatan, Wates, Temon, Galuh, dan daerah lainnya.

5.      Satuan Dataran Pantai

a.      Subsatuan Gumuk Pasir

Penyebatran subsatuan ini adalah didaaerah pantai selatan Yogyakarta tepatnya di daerah Glagah dan Congot. Material yang dibawa oleh Kali Serang dan Kali Progo tertransportasi oleh angin dan bermuara di Pantai Selatan serta mengalami pengendapan yang kemudian membentuk gumuk pasir.

b.      Subsatuan Dataran Aluvial Pantai

Subsatuan ini berlokasi di utara subsatuan gumuk pasir. Tersusun dari material berukuran pasir halus yang berasal dari subsatuan gumuk pasir dan tertransportasikan oleh angin.



B.      Stratigrafi

Stratigrafi regional daerah Kulon Progo menurut Rahardjo, dkk (1995) mulai dari yang paling tua hingga yang paling muda adalah sebagai berikut:

1.      Formasi Nanggulan

Batuan penyusun yang terdiri dari batu pasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batulempung dengan kongkresi limonit, sisipan napal dan batugamping, batu pasir dan tuff. Formasi Nanggulan berumur miosen ahkirPlistosen.

2.      Formasi Kaligesing 

Batuan penyusun formasi ini mempunyai batuan penyusun berupa breksi andesit, lapili tuff, tuff, breksi lapisi , Aglomerat, dan aliran lava serta batu pasir vulkanik yang tersingkap di daerah kulon progo. Formasi ini diendapkan  secara tidak selaras dengan formasi nanggulan dengan ketebalan 660 m. Diperkirakan  formasi ini formasi ini berumur oligosen – miosen.

3.      Formasi Jonggrangan

 Formasi ini mempunyai batuan penyusun yang berupa tufa, napal, breksi, batu lempung dengan sisipan lignit didalamnya, sedangkan pada bagian atasnya terdiri dari batu gamping kelabu bioherm diselingi dengan napal dan batu gamping berlapis. Ketebalan formasi ini 2540 meter. Letak formasi ini tidak selaras dengan formasi andesit tua. Formasi jonggrangan ini diperkirakan berumur miosen. Fosil yang terdapat pada formasi ini ialah poraminifera, pelecypoda dan gastropoda.

4.      Formasi Sentolo

Tersusun atas batu pasir napalan dan batu gamping, dan pada bagian bawahnya terdiri dari napal tuffan. Ketebalan formasi ini sekitar 950 m. Letak formasi ini tak selaras dengan formasi jonggrangan. Formasi Sentolo ini berumur sekitar miosen bawah sampai pleistosen

5.       Formasi Alluvial dan gumuk pasir

 Formasi ini iendapan secara tidak selaras terhadap lapisan batuan yang umurnya lebih tua. Litologi formasi ini adalah batu pasir vulkanik merapi yang juga disebut formasi Yogyakarta. Endapan gumuk pasir terdiri dari pasir – pasir baik yang halus maupun yang kasar, sedangkan endapan alluvialnya terdiri dari batuan sedimen yang berukuran pasir, kerikir, lanau dan lempung secara berselang – seling.

Baca juga:


Daftar Pustaka:

Dosen dan Asisten Praktikum Geomorfologi, 2016,FIELDTRIP GEOMORFOLOGI: ULASAN GEOMORFOLOGI REGIONAL KULON PROGO, Yogyakarta; Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Gb. 1. http://www.radarplanologi.com/2015/11/pembangunan-daerah-bantaran-sungai-Kali-Progo.html (Diakses Pada Minggu, 26 Februari 2017; 05.10 WIB)



Aplikasi untuk Mempermudah Measured Section (MS)

Berkat mata kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi Ilimiah saya seakan tercerahkan oleh dosen saya Pak Ferian Anggara yang saat itu beliau menyinggung tentang penggunaan software maupun aplikasi gratisan yang mampu mendukung dalam pengolahan data-data geologi. Saat kuliah berlangsung yang saya lakukan seperti biasanya adalah speechless ada ya aplikasi yang kayak gitu? atau ada ya orang se canggih bapaknya? (maklum lah ya sini kan masih newbie masalah geologi-geologi an dan emang dasarnya sini itu orangnya gumunan heehe)

Saat itu yang sedang hangat-hangatnya sehingga membuat semangat angkatan saya terbakar (ini lebih ke hectic sih sebenernya) adalah MS mandiri praktikum prinsip stratigrafi yang sudah menjadi momok kami saat maba karena dapet bocoran dari kating kalo nantinya lembar MS nya bias nyampe 10 meter! atau bahkan pas dijereng di KPFT bias dari ujung ke ujung lagi! Panjang ndak itu? Bayangin sendiri wkwk

Menurut pemaparan beliau, ada aplikasi yang bisa memudahkan kami/kita lah ya biar kalian dianggap juga hehe, dalam membuat kolom litologi secara cepat dan mudah hanya modal data pengukuran sama litologi serta struktur nya aja udah jadi itu nanti. Nama aplikasinya itu adalah SedLog. Kita bisa dengan mudah mendapatkannya lewat internet dengan mengunduhnya. Tersebar banyak kok jadi ndak usah khawatir yaa.

Awalnya aku juga bingung mau download lewat mana tapi pas habis googling dikit sama search di youtube bentar akhirnya nemu deh.

O iya, meskipun ada aplikasi seperti ini, tapi ada baiknya kita juga tahu cara bikin kolom litologi yang baik dan benar ya lewat baca buku dan dari internet juga banyak. Meskipun ada banyak software dan aplikasi yang bias mempercepat dan memudahkan pekerjaan kita namun akan lebih baik apabila user lebih pintar daripada software yang digunakan. Ndak malu sama aplikasi? Masak lebih pintar aplikasinya daripada user nya? hehe :)

Kemarin dapet wangsit dari senior gini katanya
"Be smarter than your smartphone"
Ya intinya sama sih sebenarnya, kita sebagai manusia yang merupakan pencipta alat seharusnya lebih pintar daripada alat yang kita ciptakan itu.

Ini ada video hasil nemu dari youtube




Sumber :
Kuliah TPPI bersama Pak Ferian Anggara
http://www.sedlog.com/
https://www.youtube.com/watch?v=q2GsVcjrgUY

Minggu, 10 Mei 2020

Pengalaman Organisasi di Teknik Geologi, Teknik, dan UGM


Halo kamu! Lagi cari info dan cerita tentang perkuliahan di Teknik Geologi UGM kah? Bisa jadi kamu di tempat yang tepat hehe. Tapi aku hanya akan menceritakan pengalaman yang kudapat saja ya selama kuliah di Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

(setelah ini berisi info penting tidak penting sih, yang mau baca monggo yang tidak langsung skip saja)
Sekilas info saja ya, kalo di Fakultas Teknik UGM program studi itu berada dibawah departemen dan departemen itu berada di bawah fakultas. Jadi bisa jadi satu departemen itu terdiri dari 2-3 program studi, misalnya DTNTF (Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika). Jadi DTNTF itu terdiri dari 2 program studi (prodi), yaitu Teknik Nuklir dan Teknik Fisika. Dan kebetulan program studi Teknik Geologi berada dibawah Departemen Teknik Geologi langsung hehe .

Lalu, apa saja yang kulewati selama kuliah di Teknik Geologi UGM?

Jawabannya banyak banget. Kali ini aku mau fokus cerita tentang kegiatan non akademiknya dulu ya.
Sebenarnya dulu aku sempat cerita juga tentang mata kuliah yang dipelajari di Teknik Geologi, mungkin lebih mirip daftar mata kuliah yang ditawarkan di Yang Dipelajari di Teknik Geologi UGM

Dimulai dari setelah dinyatakan diterima di program studiku sekarang, aku mengikuti orientasi pengenalan kampus yang namanya PPSMB Palapa.

Cerita lengkapnya lihat di Cah Sragen di PPSMB PALAPA 2016

Seusai PPSMB, angkatan termuda langsung diminta untuk mengurus Kartu Rencana Studi (KRS). Kartu rencana studi ini berguna untuk merencanakan mata kuliah apa saja yang akan kita ambil di tiap semesternya. Maksimal sks yang bisa diambil adalah 24 sks setiap semester (termasuk mata kuliah dan mata kuliah praktikum). Dalam mengurus KRS ini kita perlu konsultasi dengan Dosen Pembimbing Akademik (DPA) terlebih dahulu. Hal itu penting, supaya kita yang masih maba dan yang pikirannya masih polos banget itu bisa punya bayangan kuliah kita semester depan akan seperti apa. Saranku, bangun relasi yang baik sama DPA karena akan sangat membantu. Setelah disetujui DPA, KRS bisa langsung diverivikasi lewat platform urusan akademik UGM (kalau dulu seringnya di PALAWA, mulai tahun 2019 pindah ke SIMASTER). Selepas itu langsung kuliah.

Tahun pertama kuliah rasanya membuatku ingin mencoba semua kegiatan yang kubisa. Mulai dari organisasi di tingkat Teknik Geologi yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG FT UGM), tingkat Fakultas Teknik, sampai unit kegiatan mahasiswa tingkat universitas.

Awal mula kesibukanku dimulai dari mengikuti kaderisasi di himpunan. Semester pertama, angkatan termuda dikader untuk menjadi seseorang yang kuat secara fisik dan mental. Aku dan angkatanku juga diajari untuk selalu kompak dan saling peduli antar teman satu angkatan. Di akhir semester satu sekitar bulan Desember, kami mengikuti sebuah diklat (pengenalan dasar lapangan) yang diadakan oleh HMTG beserta Departemen Teknik Geologi. Pengalaman luar biasa kudapat dari sini, dimana aku diajari untuk tetap bertahan sekuat tenaga ditengah segala keterbatasan. Terbatas air minum, terbatas tenaga, dan terbatas lainnya. Tapi dari sini aku mendapkan pelajaran penting. Hidup ini keras, jadi sebisa mungkin buatlah dirimu sekuat mungkin. Sekeras mineral silika, yang tidak bakal lapuk karena hujan, tidak terbakar karena sinar matahari.


Di semester pertama aku hanya fokus ikut kaderisasi masuk himpunan saja, karena ya memang time managementku masih sangat kurang. Belum berani mengambil tanggungjawab lebih hehe.

Lanjut di semester 2, bersyukurnya kali ini sudah jadi anggota HMTG hehe (sudah masuk himpunan). Aku masuk di Divisi/Departemen Sosial HMTG FT UGM, karena ya suka sama kegiatan sosial. Sepertinya aku menemukan duniaku di situ. Ketika ada suatu hal yang bisa kulakukan ditengah-tengah masyarakat dan aku bisa memberi dampak buat sekitarku, ada sebuah kebahagiaan tersendiri. Bagiku, itulah yang seharusnya jadi kewajiban kita sebagai manusia yang katanya makhluk sosial. Berdampak. Tapi berdampak kan caranya bermacam-macam, jadi yaa selamat mencari dan menjalani jalanmu hehe.

Di sela-sela aktivitas Himpunan, Departemen juga mengadakan event tahunan yaitu GEOWEEK. GEOWEEK ini acara kolaborasi terbesar antara HMTG dan Departemen Teknik Geologi. Dalam satu minggu ada beberapa event yang berlangsung seperti LCCK Kebumian untuk SMA, Seminar Nasional Kebumian, dan masih banyak event menarik lainnya.

Selain aktif di Divisi Sosial HMTG, aku juga ikut berpartisipasi menjadi pengurus di Persekutuan Mahasiswa Kristiani Teknik UGM (PMKT UGM). PMKT UGM itu termasuk organisasi tingkat Fakultas Teknik. Dua target organisasiku tercapai. Saat itu aku mulai pelayananku dari Komisi Sarana dan Prasarana (KOMSAR). Dari 3 anggota KOMSAR, aku satu-satunya perempuan. Dua lainnya laki-laki, namanya Pierse (Teknik Mesin) dan Samuel (Teknik Kimia). Meskipun awalnya diam-diaman dan malu-malu, lama-kelamaan kami jadi lumayan akrab hehe. Satu hal yang aku dapat dari pelayananku di KOMSAR adalah jangan menganggap suatu pekerjaan mudah, mengurusi peminjaman ruang dan menata ruangan untuk ibadah itu bukan pekerjaan mudah. Perlu ada koordinasi dan kolaborasi juga. Di PMKT UGM ini aku meneruskan pelayanan hingga tingkat akhir (semester 8).

Semester 3-5 aku mulai ikut terlibat dalam kegiatan semi-relawan yang tergabung dalam Unit Kesehatan Mahasiswa UGM (UKESMA UGM). UKESMA ini unit kegiatan yang bergerak dibidang penelitian, pendidikan, dan bantuan kesehatan. Intinya, unit kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan di UGM itu namanya UKESMA. Benar, mirip PMR kalo di SMP-SMA dan KSR (tingkat universitas). UKESMA ini skalanya tingkat universitas. Dari sini, aku belajar untuk bekerja sama secara profesional dan maksimal untuk mahasiswa dan masyarakat luas. Tidak membedakan orang yang ditolong, karena kaitannya dengan keselamatan orang lain. Disini benar-benar diajari untuk lebih terbuka atas perbedaan yang ada, karena organisasi tingkat universitas itu kumpulan dari mahasiswa fakultas lain yang punya sistem pemikiran yang lain juga. Ini benar, kadang ketika anak teknik ketemu anak fisipol bisa jadi tidak nyambung. Tapi disini aku belajar untuk beradaptasi dan lebih terbuka.

Semester 6-7 sedikit banyak aku mengurangi kegiatan organisasi dan event karena satu dan lain hal. Dan hanya berfokus pelayanan di PMKT UGM sebagai anggota Komisi Pemerhati (KOMHAT) dan Bendahara Desa Binaan HMTG FT UGM. Dan saat itu masih ada tanggungan Lomba PHBD (Program Hibah Bina Desa 2019) dari KEMENRISTEKDIKTI. 


Meskipun sudah mengurangi aktivitas tapi tetap saja, sedikit capek juga. Ditambah dengan padatnya kegiatan akademik geologi yang mengharuskan adanya praktikum di lapangan juga. Capeknya semakin menjadi-jadi. Tapi aku percaya semuanya tidak ada yang sia-sia. Pasti ada sesuatu yang dihasilkan dari setiap hal yang aku lakukan.

Dan ya itu cerita perjalanan organisasiku selama kuliah di Teknik Geologi UGM. Setiap orang punya ceritanya masing-masing. Ceritaku bisa jadi berbeda dengan teman angkatanku.

Dari ceritaku yang panjang ini, kuharap kamu bisa belajar sesuatu ya, iya kamu yang baca tulisanku ini. kalau ada yang tertarik dengan Teknik Geologi atau Geografi mungkin kita bisa diskusi lebih lanjut hehe J

Baca juga:

Kamis, 12 Maret 2020

Stratigrafi Regional Zona Kendeng


Urutan Formasi Geologi (Pringgoprawiro, 1983)

Menurut de Genevraye & Samuel (1972) Zona Kendeng dapat dibagi menjadi 3 subzona yakni Zona Kendeng Barat, Zona Kendeng Tengah, dan Zona Kendeng Timur. Zona Kendeng Barat dibagi menjadi 3 bagian yakni area Ungaran, Northerm Flank, dan Southern Flank. Urutan formasi dari tua ke muda adalah Formasi Pelang yang dianggap sebagai formasi tertua terutama di bagian tengah. Bagian bawah dan atasnya tidak diketahui dengan jelas karena singkapannya terdapat di upthrust, berbatasan langsung dengan Formasi Kerek yang umurnya lebih muda. Tersusun oleh napal dengan lensa-lensa kalkarenit dengan bioklastika foraminifera besar yang menunjukkan umur Tersier Awal (de Genevraye & Samuel, 1972). 
Kedua, Formasi Kerek dimana formasi ini mempunyai ciri khas berupa perselingan antara batulempung, napal, batupasir tufan, dan batupasir gampingan. Perulangan ini menunjukkan struktur sedimen yang khas yaitu perlapisan gradasi yang mencirikan gejala flysch. Berdasarkan fosil foraminifera planktonik dan bentoniknya, formasi ini terbentuk pada umur Miosen Awal – Miosen Akhir (N10 – N18) pada lingkungan paparan. 
Ketiga, Formasi Kalibeng dimana formasi ini terletak selaras di atas Formasi Kerek. Bagian bawah dari Formasi Kalibeng tersusun oleh napal masif sangat kaya akan foraminifera planktonik. Kemudian Formasi Pucangan yang berada di bagian barat dan tengah Zona Kendeng formasi ini terletak tidak selaras di atas Formasi Sonde. Formasi ini penyebarannya luas, di Kendeng Barat batuan ini mempunyai penyebaran dan tersingkap luas di daerah Trinil dan Ngawi. Umur berkisar Pliosen Akhir (N21) hingga Pleistosen (N22). Di Kendeng Barat yaitu di sekitar Sangiran, Formasi Pucangan berkembang sebagai fasies volkanik dan fasies lempung hitam. 
Formasi Kabuh yang terletak selaras di atas Formasi Pucangan. Formasi ini terdiri dari batupasir dengan material non volkanik, berstruktur silang-siur dengan sisipan konglomerat dan tufan, dengan fosil moluska air tawar dan fosil-fosil vertebrata. Berumur Pliosen Tengah, merupakan hasil endapan sungai teranyam (braided stream) yang dicirikan oleh intensifnya struktur silang siur tipe palung. 
Formasi Notopuro yang terletak tidak selaras di atas Formasi Kabuh. Litologinya terdiri dari breksi lahar perselingan dengan batupasir tufan dan konglomerat vulkanik. Semakin ke atas, sisipan batupasir tufan semakin banyak. Juga terdapat sisipan atau lensa-lensa breksi dengan fragmen kerakal terdiri dari andesit dan batu apung yang merupakan ciri khas dari Formasi Notopuro. 
Formasi Undak Bengawan Solo dimana endapan ini terdiri dari konglomerat polimik dengan fragmen batugamping, napal, dan andesit disamping batupasir yang memiliki fosil vertebrata. Di daerah Brangkal dan Sangiran endapan undak tersingkap baik sebagai konglomerat dan batupasir andesit yang agak terkonsolidasi dan menumpang di atas bidang erosi pada Formasi Kabuh dan Notopuro. Litologi yang menyusun masing-masing formasi tersebut ditampilkan dalam Tabel 1.
Secara umum, struktur-struktur yang terdapat di Zona Kendeng berupa lipatan yang ada didaerah kendeng sebagian besar berupa lipatan asimetri dan bahkan ada beberapa yang berupa lipatan rebah (overturned). Lipatan-lipatan di daerah ini ada yang memiliki pola en echelon fold dan ada yang berupa lipatan-lipatan menunjam. Secara umum lipatan di daerah Kendeng berarah barat-timur. Kemudian terdapat sesar naik yang terjadi pada lipatan yang banyak dijumpai di Zona Kendeng, biasanya juga menjadi kontak antar formasi ataupun antar anggota formasi. Kemudian sesar geser, yang dimana pada Zona Kendeng biasanya berarah timur laut-barat daya dan tenggara-barat laut serta struktur kubah yang ada di Zona Kendeng biasanya terdapat di daerah Sangiran pada satuan batuan berumur Kuarter. Bukti tersebut menunjukkan bahwa struktur kubah pada daerah ini dihasilkan oleh eformasi yang kedua, yaitu pada umur Pleistosen (Sainyakit, & Siregar, 2017).

Tabel 1. Litologi Formasi Pada Zona Kendeng (Sukardi, dkk, 1992)
Nama Formasi
Litologi
Formasi Kerek
Bagian bawah formasi ini terdiri dari perselingan batulanau, batulempuung, batupasir gampingan dan batupasir pasiran serta mengandung banyak material vulkanik.
Bagian atas formasi ini terdiri dari napal sisipan batupasir tufan-gampingan, batulanau tufan dan batupasir krikilan dengan kandungan material vulkanik yang sangat banyak.
Formasi Kalibeng
Di bagian atas terdiri dari napal pejal, sedangkan dibagian bawah formasi ini terdiri dari napal berdisipan batupasir tufan dan bintal batugamping.
Formasi Pucangan
Di bagian atas terdiri dari batulempung bersisipan batupasir tufan dan tanah diatomea serta breksi di bagian bawah formasi ini.
Formasi Kabuh
Bagian atas formasi ini terdiri dari perselingan konglomerat, batupasir tufan dan tuf sedangkan di bagian bawah terdiri dari lensa kalsidurit.
Formasi Notopuro
Breksi lahar berseling dengan batupasir tufaan dan konglomerat vulkanik semakin keatas ditemukan batupasir tufaan.
Endapan Undah
Konglomerat, kerikil, pasir, dan lempung.

Rabu, 01 Agustus 2018

Single Fighter : Kuliah Lapangan (2/3)

Udah awal Agustus aja ya. Tau tandanya apa? Pengumpulan data Kuliah Lapangan Mandiri sudah selesai! Udah ndak ada lagi ke hutan-hutan perhutani lagi, udah ndak ada kejadian nyungsep di jerami lagi, udah ndak ada kejadian nahan motor pake badan sendiri biar ndak jatuh ke jurang lagi, udah ndak ada kejadian nyasar di tengah hutan waktu maghrib lagi. Udah udah dan udah yang lainnya.

Oiya untuk yang belum ngerti cerita awalnya gimana bisa cek di postingan sebelumnya ya, biar nyambung kita kalo cerita-cerita hehe

Bersyukur sekali dalam waktu kurang lebih 3 minggu ini, semuanya berjalan aman dan ndak ada kendala yang mengganggu. Dapet temen-temen sekelompok yang baik banget, bisa kompak (meskipun kadang para cowok-cowok suka rasan-rasan kami yang cewek). Tapi ndak apa-apa, asal masih manusiawi, maksudnya kami yang cewek masih dimanusiakan, maaf makin ndak jelas ki lo hehe.

Selanjutnya saya pengen ngucapin terimakasih buat orang-orang yang sangat berpengaruh atas keberlangsungan kelompok saya dalam menjalani Pemetaan Mandiri Geologi ini hehe. Buat yang males baca, skip aja ya, karena ini nanti akan sangat Panjang :p. Buat yang kepo, silakan lanjutkan :))

1. Ibu Pardi
Terimakasih buat Ibu Pardi yang sudah mau direpotkan untuk urusan rumah dan urusan makan sampai urusan hati (iya, saya sering curhat ke ibuk tentang masalah saya pas di tengah hutan sendirian huhu, bakal kangen sama ibuk :"). Terimakasih sudah sabar menghadapi saya dan teman-teman kelompok saya beserta bawaan yang ndak jelas plus malasnya ndak ketulungan :"

2. Mas Setia Budi (Lurah berasa kakak sendiri, masih muda banget euy)
Terimakasih buat Mas Lurah Karanganyar periode tahun 2018, Mas Setia Budi (anak kandung dari Ibu Pardi). Sudah mau direpotkan masalah nyari basecamp hingga nyewa truk buat ngangkut sampel (re: batu-batu kesayangan kami). Hampir setiap hari kami butuh bantuan, mesti kena terror lewat WhatsApp. Nuwun pol ya Mas Budi :))

3. Mbak Tutik
Mbak Tutik ini anak dari Ibu Pardi, kakak dari Mas Lurah (kalo ndak salah, dilihat dari wajahnya sih kelihatannya gitu .-.). Terimakasih sudah mau menolong ibuk buat nyiapin makanan buat kami berlima (bahkan kadang sampai bersembilan)

4. Pak Polisi Hutan
Terimakasih buat Pak Polisi Hutan yang sudah berkenan untuk ndak mencurigai saya, saat menemukan saya di tengah hutan sendirian. Mau cerita-cerita sama saya, ngasih saya minum pula. Tapi pak, saya agak ndak tahan kalo digodain bapak, saya mending dianggep cowok ajadeh pak daripada dianggep cewek tapi digituin. Kan saya macho ;p
Bilang ada macan kek, ada uler segede paha kek, kan saya jadi ngeri sendiri -_-

5. Ibuk 1 (Rumahnya Daerah Pandean)
Terimakasih buat ibuk 1 yang saya lupa ndak nanya siapa nama ibuk. Terimakasih karena telah mengijinkan saya melihat singkapan dibelakang rumah njenengan, dan terimakasih sekali karena sudah memberi saya makan dan mengisi botol minum saya yang kosong :') 
Ibuk ini tahu sekali kalo saya lagi butuh minum dan makan (lagi) hehe. Yang selalu diteriakin dminta mampir saat lewat depan rumahnya, berasa punya ibuk dibanyak tempat :'). Terimakasih ibuk, bakal kangen sama ibuk deh :*

6. Bapak 1 (Ketemu ditengah ladang, tengah hari)
Terimakasih buat bapak yang sudah mau membantu saya mendorong motor supaya sampe ke puncak bukit. Maaf pak saya bandel orangnya, udah dibilangin jangan naik tapi tetep aja naik dan hampir masuk ke jurang juga karena jalannya pasir dan cenderung licin sehingga bannya tergelincir. Terimakasih juga sudah menunjukkan jalan buat balik ke desa.

7. Bapak 2 (Ketemu ditengah ladang, sore hari)
Terimakasih buat bapak yang berkenan membantu saya mendorong motor (lagi), kejadiannya hamper mirip sama yang sebelumnya tapi ini beda bukit (sebelahan sebenernya).

8. Bapak 3
Terimakasih buat bapak yang sudah mengijinkan saya melihat singkapan dibelakang rumahnya, dan memberi saya oleh-oleh berupa pisang buat dibawa pulang. Terimakasih bapak :'))

Hmm, sebenernya masih banyak lagi orang-orang yang secara rela dan ikhlas membantu saya dan menghibur saya saat saya di lapangan sendirian. Terimakasih untuk semuanyaa :))
Buat temen-temen yang mungkin berntar lagi bakal menghadapi Pemetaan Geologi Mandiri, jangan takut ya, banyak orang baik disekitar kita, kita punya Tuhan yang luar biasa juga yang tahu kebutuhan kita apa aja. Tetap semangat! :)

Oiya ada beberapa oleh-oleh dari Kavling 71









Masuk bulan Agustus berarti mulai lagi kegiatan kuliah di kelas, mulai lagi praktikum-lyfe yang entahlah harus gimana lagi ngejalaninnya -ehiya, sebelumnya harus war war an ngambil jadwal ptaktikum dulu heuuhh. Semangat? Ya harus dong. Kalo siap nya gimana? Disiap-siapin aja. Kata Pak Narno Guru Bahasa Inggris SMP saya, "siap ndak siap, hadapi tembokmu". Jadi meskipun udah siap atau belum tembok yang ada harus dan benar-benar dihadapi, gimana mau ngelompati atau bahkan ngerobohin tembok itu kalo ndak ada usahanya? Yap, usaha dulu, masalah nanti hasilnya gimana urusan belakangan. Yang penting usahain yang terbaik, semaksimal mungkin yang kita bisa. Wohoo, semangat semangat, perjalanan masih panjang! :))

Selasa, 27 Maret 2018

Single Fighter: Menuju Kuliah Lapangan Geologi di Zona Kendeng

Zona Kendeng, merupakan salah satu zona dari 5 zona yang dikelompokkan berdasarkan geologi regionalnya. Ada yang belum tahu dimana lokasi zona kendeng itu sendiri? Zona kendeng yang kebetulan merupakan lokasi kuliah lapangan saya tahun ini berawal dari selatan Kota Semarang (Sekitar Ungaran) menuju ke arah timur hingga Jawa Timur (Daerah Bojonegoro dan Nganjuk). Saya dan teman-teman angkatan saya disebar di berbagai tempat sepanjang daerah tersebut, bertugas memetakan batuan penyusun dari lokasi kami masing-masing.

Kesan pertama menyadari pergantian dari tahun 2017 ke 2018 adalah akan dating waktunya saya dilepas sendirian ke lapangan untuk pemetaan. Iya sendirian –eh bukan juga deng, buat yang ngajak porter ya ndak sendirian, lah yang ndak ngajak kan sudah otomatis sendirian sama motor aja.

Menginjak awal semester 4 dibulan Februari, saya mulai berpikir estimasi biaya untuk kuliah lapangan baik kuliah lapangan di Kampus Lapangan Geologi UGM di Bayat, Klaten maupun kuliah lapangan mandiri di kavling kami masing-masing sesuai nomor undian. Padahal awal semester itu baru sedikit sekali informasi kuliah lapangan yang rilis. Panitia pun baru dibentuk setelah beberapa minggu kami kuliah.

Ketika informasi mengenai rincian biaya yang diperlukan sudah rilis, saya cukup kaget ternyata biayanya sama seperti kuliah lapangan di tahun sebelumnya (jamannya kakak tingkat saya). Cukup lega karena nominalnya ndak melenceng jauh dari perkiraan harga yang saya bayangkan. Untuk mempersiapkan kuliah lapangan itu sendiri saya sudah antisipasi dengan menabung dari semester 1 (saya baru sadar akan kebutuhan menabung untuk kuliah lapangan saat semester 2 :”). Semakin mendekati semester kuliah lapangan, cara menabung pun makin sadis (pernah sampai memangkas 50% uang saku bulanan buat ditabung), sampai-sampai pernah suatu kali saya makan sehari sekali dan akhirnya jatuh sakit hampir 3 minggu –eh, ndak deng hehe :p

Sebenarnya keluarga masih tergolong mampu untuk mengusahakan, tapi anak mana yang tega ketika mendengar kabar keluarga di rumah rela makan dengan lauk seadanya asalkan putrinya disini semua kebutuhannya terpenuhi, tercukupi, bahkan pernah merasa kurang. –benar, saya kurang bersyukur

Karena saya bukan termasuk anak beasiswa, bukan mahasiswa peraih IPK tinggi dan pemilik segudang prestasi. Mahasiswa biasa-biasa saja yang terlewat biasanya. Saya ndak punya sumber aliran dana lain selain dari keluarga saya, kemudian saya mulai mengusahakan untuk berjualan pulsa. Ya, meskipun laba nya sedikit tapi ndak masalah, saat rejeki dating ndak akan ada yang bisa menghalanginya kalau memang sudah rencana Tuhan atas hidup saya.

Saya berharap mendapat lokasi pemetaan mandiri di sekitar kabupaten saya (Kabupaten Sragen) agar dekat dengan rumah, kan lumayan kalau dekat dengan rumah kan ya hehe. Puji Tuhan, saat pengumuman kavling saya mendapatkan kavling 71 dimana kavling tersebut terletak di Kabupaten Ngawi (Ngawi itu timurnya Sragen), dikit lagi sebenernya bisa dapet kavling di deket rumah tapi mau diapakan lagi, sudah ditetapkan dan ndak bisa diubah lagi.

Bagi teman-teman khususnya yang kegiatan perkuliahannya sering ke lapangan dan ada materi kuliah pemetaan mandiri, mungkin bisa persiapan dari jauh-jauh hari –karena menurut saya, persiapan saya ini masih sangat-sangat kurang. Baik persiapan menabung maupun persiapan pengetahuan dan fisiknya. Untuk pengetahuan mungkin bisa benar-benar dipelajari materi mengenai metode geologi lapangan dan lain sebagainya. Untuk persiapan fisik, mungkin bisa rutin latihan fisik seminggu sekali atau sesuai kebutuhan saja, asalkan rutin berlatih.

Jadi, tunggu saya… Kecamatan Mantingan dan Mranggen, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Rabu, 07 Februari 2018

Salah Jurusan Kuliah Bukan Akhir Perjuangan, Justru Malah Awal Perjuangan!

Pagi ini, saya dan dua teman saya tidak sengaja bertemu dengan salah satu senior di kampus. Beliau sedang sibuk berlatih tanda tangan temannya yang ternyata nitip untuk diambilkan ijazahnya di jurusan. Lama kami berhadap-hadapan namun hanya sedikit hal yang kami bicarakan. Maklum, kami baru bertemu saat itu, sewaktu di kampus (pas kuliah) pun kami jarang atau bahkan tidak pernah bertemu. Wajarlah ya, namanya juga mahasiswa S1 dan S2 memang jarang yang saling kenal, paling hanya sekedar tahu saja. Ngomong-ngomong soal ijazah, mbaknya itu sudah wisuda S2 beberapa bulan sebelumnya.

Cerita mengalir begitu saja. Beliau bertanya pada kami,
"apa yang akan kamu lakukan saat sudah lulus kuliah nanti?"
Sesaat kami bengomg berjamah, dan sampai beberapa menit kemudian pun kami hanya saling bertukar pandang dan senyuman tanda tidak tahu harus jawab apa ._.
"Emang ya, anak jaman sekarang itu. Pas lagi kuliah malah keenakan, giliran udah mau lulus aja bingung mau ngapain."
Jujur, hati saya langsung tertohok mendengar mbaknya bilang gitu, tapi ada benarnya juga. Rata-rata anak jaman sekarang (salah satunya saya ya ini) lebih suka memikirkan masa sekarang saja, atau dengan kata lain menikmati hidup yang sekarang, untuk kedepannya gimana ya urusan nanti, belum terlalu mendedak mungkin, atau waktu saat ini hanya cukup untuk memikirkan apa yang kita kerjakan saat ini saja, dan mungkin masih banyak alasan-alasan yang lainnya.
"Kalian butuh yang namanya planning kedepannya, apa tujuan kalian? Apa yang ingin kalian capai? Dan kapan kalian ingin goal kalian tercapai?"
Sebenarnya, memikirkan life plan sudah lama sekali saya lakukan, sejak SMA mungkin. Tapi, masih berupa bayangan saja, seperti setelah lulus SMA saya mau lanjut kampus X jurusan Y untuk bisa mendapatkan profesi yang saya inginkan.
"Hei, planning itu harus dituliskan, kalau hanya bayangan saja itu namanya mimpi!"     

Semakim tertohok dengan kalimat itu. Tapi memang ada benarnya sih, dengan adanya tulisan, kita bisa selalu melihat rencana kita kedepannya, sehingga mengharuskan kita untuk selalu ingat dan memikirkan cara untuk mncapai tujuan.
"Salah satu cabang atau rantai dalam planning tidak tercapai, itu seharusnya bukan jadi masalah. Asalkan kalian tekun dan terus memikirkan cara mencapai goal kalian, itu memang bukan jadi masalah"         
Memang, saat itu saya sempat cerita bahwa sebenarnya saya salah masuk jurusan. Jurusan saya saat ini sangat berbeda dengan yang saya inginkan sebelumnya, saya yang ingin masuk jurusan yang sering berkecimpung dengan lingkungan kemudian dihadapkan dengan bumi itu sendiri (prosesnya, komposisinya, umurnya, dan lalalaaa). Setelah saya berpikir, memang ada benarnya juga. Bumi sendiri adalah lingkungan tempat organisme hidup. Paling tidak, akan ada tampalan antara kedua hal tersebut.
"Jangan khawatir atau takut goal kalian tercapai tidak tepat pada waktunya, toh akhirnya tercapai juga kan"
Ini termasuk yang saya khawatirkan, awal ppsmb fakultas ada tugas life plan. Disitu saya memikirkan betul apa yang ingin saya capai dalam rentang waktu beberapa tahun kedepan. Saya berpikir cukup muluk-muluk saat itu. Namun benar, beberapa life plan yang telah saya rencanakam telah saya capai meskipun tidak tepat pada tahun yang saya tuliskan. Tapi, toh juga tercapai :)
"Jaman sekarang itu harus berpikir kreatif, kalian anak geologi, jangan melulu mikir migas minyak sama tambang. Migas saingannya banyak, tapi lapangan pekerjaannya minim. Minyak sekarang turun, tambang juga turun. Saat minyak turun, tambang pun duluan turun"
Jaman sekarang memang harus bisa mikir dengan cara yang beda, inovatif, kreatif. Manusia harus bisa jadi konseptor yang baik, melihat jaman sekarang fungsi manusia sudah mulai digantikan dengan mesin. Mungkin beberapa tahun kedepan manusia sudah tidak dibutuhkan lagi apabila memang tidak ada inovasi yang diciptakan. Who knows?
"Satu-satunya hal yang masih tetap dan stabil adalah lingkungan"
Eng ing eng, tahu yang dimaksud kan ya? Wkwk ya begitulah. Tiba-tiba langsung saja otak saya membayangkan kembali apa yang ingin saya lakukan beberapa waktu hingga beberapa tahun kedepan.

Dengan percakapan yang kurang lebih hanya berlangsung beberapa menit itu, saya tersadarkan bahwa dengan keberadaan saya yang sekarang ini, saya masih bias mencapai apa yang saya inginkan dulu. Namun hanya melewati jalur yang berbeda (lewat cara yang berbeda), masih ada kemungkinan saya bisa mencapai hal tersebut nantinya.

Kamis, 25 Januari 2018

Aplikasi Untuk Mengubah Format Koordinat ke UTM

Masih banyak orang baik itu mahasiswa teknik maupun geografi yang dalam kuliahnya menggunakan koordinat, masih bingung dalam mengubah format koordinat (salah satunya adalah saya wkwk)

Sedikit cerita, awalnya saya mendapat tugas praktikum prinsip stratigrafi dimana kami (praktikan) ditugasi untuk melakukan MS (Measured Section) mandiri di daerah yang telah disepakati oleh kelompok masing-masing. Nah, saat sedang nge-MS saya baru ingat kalau saya belum menginstal GPS yang biasa saya gunakan untuk pemetaan wkwk.
Panik banget! Disaat masih pusing-pusing nge-MS tiba-tiba inget itu! buru-burulah saya menginstal aplikasi GPS Essential yang biasa saya gunakan saat pemetaan. Terus, karena buru-buru sebelum hujan (saat itu saya berangkat ke kavling udah jam 16.00 WIB dan saya balik jam 17.00 WIB (lumayan lah 1 jam bisa nge-MS sambal screenshot-screenshot koordinat wkwk)

Udah jadi cerita awalnya gitu, karena saya hanya modal screenshot-screenshot koordinat aja, eh ternyata koordinatnya belum saya atur ke UTM jadi ya terpaksa mnge convert ke UTM. Sempet bingung juga, mau nge convert lewat apa, udah nyoba pake GMaps juga tapi tetep ndak bisa. (Kayaknya saya yang ndak bisa make nya wkwk)

Lanjut, jadilah akhirnya saya cari di Play Store dan akhirnya nemu aplikasi UTM Geo Map. Aplikasi ini bisa buat nyari hasil konversi koordinat juga. Mungkin bisa dicoba bagi yang masih bingung mau ngubah koordinat ke UTM.

Untuk caranya gimana, mohon maaf saya lupa ndak nge-screenshot soalnya lagi buru-buru juga dikejar deadline presentasi mematikan hahaa


Salam

Kenampakan GPS Essential


Kenampakan UTM Geo Map



Sumber :