Selasa, 27 Maret 2018

Single Fighter: Menuju Kuliah Lapangan Geologi di Zona Kendeng

Zona Kendeng, merupakan salah satu zona dari 5 zona yang dikelompokkan berdasarkan geologi regionalnya. Ada yang belum tahu dimana lokasi zona kendeng itu sendiri? Zona kendeng yang kebetulan merupakan lokasi kuliah lapangan saya tahun ini berawal dari selatan Kota Semarang (Sekitar Ungaran) menuju ke arah timur hingga Jawa Timur (Daerah Bojonegoro dan Nganjuk). Saya dan teman-teman angkatan saya disebar di berbagai tempat sepanjang daerah tersebut, bertugas memetakan batuan penyusun dari lokasi kami masing-masing.

Kesan pertama menyadari pergantian dari tahun 2017 ke 2018 adalah akan dating waktunya saya dilepas sendirian ke lapangan untuk pemetaan. Iya sendirian –eh bukan juga deng, buat yang ngajak porter ya ndak sendirian, lah yang ndak ngajak kan sudah otomatis sendirian sama motor aja.

Menginjak awal semester 4 dibulan Februari, saya mulai berpikir estimasi biaya untuk kuliah lapangan baik kuliah lapangan di Kampus Lapangan Geologi UGM di Bayat, Klaten maupun kuliah lapangan mandiri di kavling kami masing-masing sesuai nomor undian. Padahal awal semester itu baru sedikit sekali informasi kuliah lapangan yang rilis. Panitia pun baru dibentuk setelah beberapa minggu kami kuliah.

Ketika informasi mengenai rincian biaya yang diperlukan sudah rilis, saya cukup kaget ternyata biayanya sama seperti kuliah lapangan di tahun sebelumnya (jamannya kakak tingkat saya). Cukup lega karena nominalnya ndak melenceng jauh dari perkiraan harga yang saya bayangkan. Untuk mempersiapkan kuliah lapangan itu sendiri saya sudah antisipasi dengan menabung dari semester 1 (saya baru sadar akan kebutuhan menabung untuk kuliah lapangan saat semester 2 :”). Semakin mendekati semester kuliah lapangan, cara menabung pun makin sadis (pernah sampai memangkas 50% uang saku bulanan buat ditabung), sampai-sampai pernah suatu kali saya makan sehari sekali dan akhirnya jatuh sakit hampir 3 minggu –eh, ndak deng hehe :p

Sebenarnya keluarga masih tergolong mampu untuk mengusahakan, tapi anak mana yang tega ketika mendengar kabar keluarga di rumah rela makan dengan lauk seadanya asalkan putrinya disini semua kebutuhannya terpenuhi, tercukupi, bahkan pernah merasa kurang. –benar, saya kurang bersyukur

Karena saya bukan termasuk anak beasiswa, bukan mahasiswa peraih IPK tinggi dan pemilik segudang prestasi. Mahasiswa biasa-biasa saja yang terlewat biasanya. Saya ndak punya sumber aliran dana lain selain dari keluarga saya, kemudian saya mulai mengusahakan untuk berjualan pulsa. Ya, meskipun laba nya sedikit tapi ndak masalah, saat rejeki dating ndak akan ada yang bisa menghalanginya kalau memang sudah rencana Tuhan atas hidup saya.

Saya berharap mendapat lokasi pemetaan mandiri di sekitar kabupaten saya (Kabupaten Sragen) agar dekat dengan rumah, kan lumayan kalau dekat dengan rumah kan ya hehe. Puji Tuhan, saat pengumuman kavling saya mendapatkan kavling 71 dimana kavling tersebut terletak di Kabupaten Ngawi (Ngawi itu timurnya Sragen), dikit lagi sebenernya bisa dapet kavling di deket rumah tapi mau diapakan lagi, sudah ditetapkan dan ndak bisa diubah lagi.

Bagi teman-teman khususnya yang kegiatan perkuliahannya sering ke lapangan dan ada materi kuliah pemetaan mandiri, mungkin bisa persiapan dari jauh-jauh hari –karena menurut saya, persiapan saya ini masih sangat-sangat kurang. Baik persiapan menabung maupun persiapan pengetahuan dan fisiknya. Untuk pengetahuan mungkin bisa benar-benar dipelajari materi mengenai metode geologi lapangan dan lain sebagainya. Untuk persiapan fisik, mungkin bisa rutin latihan fisik seminggu sekali atau sesuai kebutuhan saja, asalkan rutin berlatih.

Jadi, tunggu saya… Kecamatan Mantingan dan Mranggen, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo diskusi bareng, sebisa mungkin akan kubalas kok :)