Tampilkan postingan dengan label Petualangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Petualangan. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Desember 2018

Dari Hutan Mangrove Wanatirta Sampai Festival Lampu Kaliurang

Saat liburan itu enaknya main kan ya? Tentu sih, kalo menurut saya hehe. Mumpung saya masih libur kuliah, setelah natal biasanya ndak punya kegiatan ngapa-ngapain (re: gabut pol polan), berhubung juga belum ada temen yang ngajakin reunian, main-main atau sekedar ngopi. Jadilah saya dan mbak sepupu saya main sendiri hahaaa. Sebelumnya sempet bingung sih mau main kemana dan akhirnya kami memutuskan untuk main ke Yogyakarta! Yeay! (saya sebenernya bosen lo gais, kok ya di Jogja sih, kan hidup mati saya udah Jogja ini *eaaa* eh bukan deng, saya kuliah udah di Jogja, jadi bosen gitu. Cuma kalo diajak main kesitu ya mau-mau aja haha, ABAIKAN!)

Kami berangkat dari Sragen sekitar jam 10, ya seperti biasa kami motoran gitu. Pengen ngerasain jadi anak jalanan rasanya gimana wkwk. Kami nyampe Jogja atau lebih tepatnya sampai kosan saya sekitar jam 1 (lama ya? Yaiyalah, namanya lagi masa liburan dimana-mana macet banget. Untung kami bisa nyelip-nyelip gitu pas naik motor macem belut jadinya bisa cepetan dikit sampainya.)

Pertama kali yang kami datangi adalah obyek wisata hutan mangrove wanatirta, Kulonprogo, Yogyakarta. Untuk mencapai lokasi wisata ini sebenarnya bisa dicapai dalam waktu kurang lebih 1,5 jam dari Sleman atau Kota Yogyakarta. Karena kami sempat nyasar sampai jalan pantai selatan (liat aja di gmaps, jalan itu merupakan jalan aspal yang berada di pinggir pantai selatan, samping-sampingan gitu posisinya). Setelah kejadian nyasar itu barulah 2 jam kemudian kami sampai di hutan mangrove wanatirta. Kalian tahu? Sebenernya tempat kami nyasar itu lokasinya sebelahan sama obyek wisata mangrove ini, soalnya perjalanan kami dari lokasi kami nyasar sampe hutan mangrove wanatirta itu Cuma sekitar 8 menitan ndak sampai 10 menit. Dan ternyata oh tenyata, kami nyasar di Pantai Congot gais :’)

Pantai Congot itu merupakan salah satu pantai berpasir hitam dimana posisinya berada di paling ujung barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Congot sama Pantai Glagah itu sebelahan gais. Buat temen-temen Teknik Geologi UGM pasti udah ndak asing lagi kan sama Pantai Glagah? Wkwk tujuan fieldtrip utama buat mempelajari pasir besinya sih.
Oke kembali ke topik!

1. Hutan Mangrove Wanatirta, Kulonprogo DIY

Apasih hutan mangrove wanatirta itu?

Hutan mangrove Wanatirta ini secara keseluruhan dipenuhi oleh tanaman bakau atau biasa kita sebut mangrove (ya jelas lah). Mangrove sendiri memiliki banyak manfaat antara lain sebagai tempat berlindungnya ikan, sebagai penahan gelombang air laut supaya ndak langsung menghantam daerah pesisir pantai, akarnya juga bisa dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan tangan berupa anyaman. Latar belakangnya sih sebagai ya sebagai peredam gelombang air laut, namun setelah beberapa waktu muncul ide untuk dijadikan obyek wisata bertajuk ekowisata. Dan pada akhirnya, terbentuklah obyek wisata hutan mangrove wanatirta ini.

Apa aja sih isinya?

selain hutan mangrove ini, juga ada obyek wisata lainnya seperti jembatan api-api yang katanya pada waktu sun set pemandangannya bagus banget. Tapi, karena waktu yang kami miliki terbatas, jadi baru bisa mengunjungi hutan mangrove wanatirta ini saja.

Untuk Hutan Mangrove Wanatirta ini sendiri memiliki 2 bagian wisata sih menurut penglihatan saya, pertama hutan mangrove yang berada di pinggir pantai dan juga goa mangrove yang letaknya sedikit lebih di daerah daratan. Untuk hutan mangrove yang lokasinya di pesisir ini, ada jembatan yang memudahkan pengunjung untuk melihat ke segala sisi dari hutan mangrove ini. Jalan dan fasilitas yang ada disini berbahan dasar bamboo yang dibuat oleh warga sekitar, perlu perawatan secara rutin sih menurut saya kalo bahan dasarnya alami gitu soalnya waktu itu sudah ada beberapa jembatan yang putus atau rusak mungkin karena lapuk atau karena beban yang berat (?).
Berapa harga tiket masuknya?

Harga tiket masuknya per orang baik anak-anak maupun dewasa Rp 5.000 dan parkir sepeda motor Rp. 2.000. murah kan? Ya cukup sih menurut saya.

2.  Kaliurang Light Festival

Obyek wisata ini berlokasi di Kawasan Wisata Kaliurang, tepatnya di daerah Gardu Pandang Merapi. Perjalanan dari Kota Yogyakarta sekitar 45 menit sampai 1 jam, tergantung kecepatan masing-masing pengendara sih hehe. Oiya, obyek wisata ini biasanya hanya ada menjelang akhir tahun hingga tahun baru (sekitar pertengahan Desember – Januari awal), dan di malam pergantian tahun biasanya ada penyalaan kembang api disana, seru pokoknya. Di sana juga ada kids arena atau semacam tempat bermain gitu isinya ya tempat mandi bola, arena ice scatting dan ada yang lainnya tapi aku lupa hehe.

Sesuai dengan namanya Kaliurang Light Festival (Festival Lampu Kaliurang), obyek wisata ini isinya lampu-lampu yang dibalut dengan bahan-bahan tertentu yang kedap air (?) beberapa sih, dan beberapa dibentuk seperti bunga, payung, terowongan, bunga, kupu-kupu, lebah, dan ada juga yang bentuknya seperti cula badak. Obyek wisata ini semacam taman yang isinya lampu-lampu warna-warni dengan bentuk yang macem-macem gitu lah. Dan di puncak atau tepatnya di lokasi gardu pandang itu sendiri kita bisa melihat keindahan lampu-lampu kota Yogyakarta loo, indah banget seperti intan yang tersebar di atas kain bludru hitam (apasih wkwk).

Harga tiket masuknya sekitar Rp 25.000 untuk parkirnya sekitar Rp 2.000 (kalo ndak salah lo ya hehe).
Udah sih, itu aja perjalanan yang saya dan mbak saya lalui selama 1 hari di Jogja. Kalo ditanya senang? Ya jawabnya senang tapi bosen, iya bosen, soalnya tidurnya di kosan sendiri hehe.


Sabtu, 20 Oktober 2018

Malioboro, Wedang Ronde dan Seorang Kawan

Malioboro memang memiliki daya tariknya tersendiri bagi kaum muda. Bukan, bukan hanya kaum muda namun dari anak-anak hingga orang dewasa, semuanya menyukai Malioboro. Pedagang kaki lima, stand-stand batik serta pakaian-pakaian lainnya, semuanya menarik perhatian seluruh masyarakat.
Mungkin menurut kalian itu belum menarik, tapi itu semua cukup menarik buatku, seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu Universitas di Kota Gudheg ini. Mahasiswa yang sedang dalam masa sibuk-sesibuk-sibuknya, hingga waktu untuk pulang pun kadang ndak ada. Mahasiswa yang setiap hari kegiatannya dipenuhi oleh kuliah-praktikum-dan (embel-embel organisasi yang diikuti).

Istirahat sejenak...

Kala itu, bersama seorang kawan lama berjalan-jalan menyusuri jalan Malioboro. Sekedar untuk menikmati suasana Malioboro di malam hari serta wedang ronde yang mak nyuss sekali. Damai, tentram dirasakan oleh jiwa ini. Entahlah, datang dari mana perasaan-perasaan itu, namun yang pasti, saya suka! :)

Malioboro memang ndak berubah banyak sejak pertama kali saya liburan kesana (Sekitar 14 tahun yang lalu, berasa udah tua banget ya saya wkwk). Tempat baik untuk nostalgia antusiasnya dulu waktu masih kecil liburan di Jogja dan tujuan terakhir adalah di Malioboro. Kalau dulu saya datang bersama rombongan sekolah saya dan mas saya, kini saya ke Malioboro hanya bersama seorang kawan. Terasa sekali perbedaannya ya wkwk. Saya jadi lebih fokus untuk menikati suasana yang ada di Malioboro itu sendiri.

Meskipun kami berdua main ke Malioboro hanya untuk mencari wedang ronde, tapi setelah ketemu salah satu mas mas yang jual wedang ronde, semuanya jadi anget. (Jelas lah wong wedang ronde kan bikin anget badan -_-) Tapi bukan itu yang saya maksud haha, tapi lebih ke suasananya, ya balik lagi kayak yang udah saya sebutin diatas tadi. Suasana itu yang memaksa kami masih tetap tinggal sementara di Malioboro hingga jam 8 malam (total kami main disana kurang lebih 2 jam an lah, soalnya kosan saya ada jam malamnya wkwk)

Salah satu lampu jalan di Malioboro

Saya mau titip pesan ke temen-temen yang mungkin dalam keadaan suntuk atau lelah menghadapi segala urusan-urusan akademik, non akademik atau urusan lainnya yang menguras emosi, tenaga dan pikiran. Istirahatlah dulu, sadarilah bahwa kalian adalah manusia yang punya keterbatasan disana-sini. Kalian butuh istirahat, menghilanglah sebentar bila dirasa bisa. Tenangkanlah dulu dirimu, jangan memaksa diri sendiri saat mereka memang sudah meminta untuk istirahat. Istirahat bukan hanya berarti tidur dan ndak melakukan apa-apa lo ya. Main, jalan-jalan, berpetualang juga termasuk istirahat, istirahat sejenak dari kesibukan yang sebelumnya. Refresh, penyegaran dibutuhkan untuk memperbaiki mood juga merilekskan (ini bener ndak nulisnya? wkwk) pikiran kita yang awalnya sepaneng pol-polan. Jadi, tetap semangat ya temen-temen! Jaga kesehatan, jangan lupa tidur  dan istirahat yang cukup :)