Senin, 21 Januari 2019

Sembuh dan Bangkit Dari Rasa Sakit serta Kekecewaan




Sakit fisik itu biasa, sakit mental itu luar biasa.

Anonymous, 2018
"NO SAKIT MENTAL" (Laura, 2018)

Bagaimana bisa merasakan perasaan, senang sedih dan perasaan lainnya kalau mental kita sendiri saja sedang sakit?

Seperti yang dikatakan Laura di Acara Dopamination Fakultas Psikologi UGM, 21 Oktober 2018. Saat fisik sakit, kemungkinan kita untuk bertahan akan tetap ad ajika dan hanya jika mental kita sehat. Akan terjadi sebaliknya apabila fisik kita sehat tapi mental kita sedang dalam keadaan ndak baik-baik saja, percuma! Kita ndak bakal bisa melakukan apa-apa, boro-boro ingin melakukan kegiatan yang menghasilkan dan berguna, melakukan hal-hal sederhana seperti makan saja mungkin susah.

Sebelumnya maaf karena saya ndak akan menceritakan pengalaman yang dialami oleh Laura yang mengakibatkan Ia kini ndak bisa jalan. Tapi saya percaya, bahwa meskipun cerita ini ndak lengkap tapi tetap mampu menguatkan dan menyemangati teman-teman semuanya.

Laura sempat merasa sulit menerima kenyataan bahwa ia ndak bisa berjalan seperti orang-orang normal lainnya, ndak bisa seperti dulu lagi saat ia masih normal.

Depresi, it’s real guys! Itu terjadi pada seorang Laura. Menyakiti diri sendiri, banting barang disana-sini. Semua ia lakukan karena ia merasa kecewa, sedih, DEPRESI!

Baca juga How to Forgive When It Seems Impossible

Jika kamu merasa sudah ndak kuat lagi menanggung segalanya sendiri, berceritalah. Jika kamu ndak cukup tegar buat menghadapi semua masalahmu sendirian, carilah orang dan menangislah padanya. Saya kira semua itu bisa sedikit menenangkan hatimumu yang sedang merasakan sakit yang teramat sangat.

Pernah saya mengatakan ini sebelumnya, saya selalu dikuatkan oleh perkataan teman saya yang seperti ini
sharing adalah awal pemulihan, jangan takut, just tell me, tell him or just tell someone whose near to you. Jangan tunda hingga rasa sesak itu ndak bisa kamu bendung lagi. Jangan takut dianggap lemah atau apalah. Bapa baik karena menghadirkan seseorang sepertimu, kamu istimewa”
Itu juga dialami oleh Laura, disaat-saat terendahnya, ia memiliki seorang mama yang begitu luar biasa. Mama Wayan nama beliau. Siap dan sigap dengan segala kondisi yang kemungkinan terjadi pada Laura. Sebagai seorang mama, beliau begitu sabar dalam menghadapi Laura. Saat Laura berontak dan melakukan apapun yang ia inginkan, mama tetap diam dan terus memantaunya. Saat Laura mulai tenang, mama siap mendengarkan semua kalimat dan cerita dari Laura.
Dari cerita singkat itu, sebenarnya kita bisa menarik beberapa poin.
Saat kamu merasa depresi, sadari bahwa:
  • Salurkan emosimu pada wadah yang tepat. Jadi emosimu ndak sekedar jadi emosi saja, tapi bisa mendorongmu untuk menjadi seseorang yang lebih kuat dari sebelumnya dan tentunya lebih bermanfaat buat orang lain.
  • Berceritalah kepada seseorang. Meskipun ndak bisa langsung hilang, setidaknya masalahmu bisa kamu bagikan ke orang lain dan sedikit lebih ringan bebannya.
  • Dalam keadaan apapun Tuhan akan selalu mendampingi kita. Buktinya, sampai sekarang kita masih diijinkan untuk tetap menghirup udara, melihat matahari, bunga, mendengar burung berkicau, bertemu dengan orang-orang terdekat kita.
  • Tuhan mengijinkan kita mengalami semua masalah yang ada, itu berarti Tuhan ingin mempersiapkan kita untuk masalah-masalah yang lebih besar lagi dibandingkan masalah yang sedang kita hadapi.
  • Selalu percaya bahwa Tuhan memberi kita segalanya yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Segalanya sudah dicukupkan oleh-Nya.
Saat ada orang di sekitar yang mengalami depresi:

  • Diam. Seseorang yang depresi hanya butuh didengarkan, mereka ndak butuh kita mengomentari mereka, mereka ndak butuh saran kita, solusi kita bahkan masalah kita sendiri. Cukup diam, jangan bandingkan dengan masalah kita. Bebannya sudah berat, jangan ditambahi lagi
  • Dengarkan. Beri perhatian penuh dan dengarkan cerita mereka. Usahakan memberikan suasana nyaman buat mereka.
  • Amati. Tetap pantau mereka untuk mengantisipasi ada hal-hal yang ndak diinginkan terjadi.
  • Jangan ikutan nangis. Jangan baperan, ini bukan saat yang tepat. Kamu harus jadi seseorang yang kuat untuk jadi sandarannya yang saat ini sedang sangat rapuh. Tahan dulu sampai dia sudah ndak bersama kamu lagi, intinya jangan luapkan emosi didepan mereka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo diskusi bareng, sebisa mungkin akan kubalas kok :)