Jumat, 14 Juli 2017

Potensi Kabupaten Sragen


Sragen adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, terletak sekitar 30 km sebelah timur Kota Surakarta. Sragen merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur. Sragen berbatasan dengan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di sebelah timur, dengan Kabupaten Grobogan di sebelah utara, Kabupaten Boyolali di sebelah barat, serta Kabupaten Karanganyar di Selatan. Meskipun berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, bahasa sehari-hari yang digunakan merupakan campuran antara Bahasa Jawa halus (bahasa dari Keraton Surakarta) dan Bahasa Jawa kasar yang berasal dari Provinsi Jawa Timur itu sendiri.


Sumber :

Moto Kabupaten Sragen adalah “ASRI” yakni menrupakan singkatan dari Aman, Sehat, Rapi, Indah. Selogan tersebut yang selalu dikumandangkan baik pada acara resmi maupun nonresmi yang diadakan di Sragen. Moto tersebut juga telah ditanamkan kepada anak-anak sejak masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Bahwa sebagai orang Sragen kita harus hidup rukun dengan sesama sehingga dapat tercipta keamanan serta kenyamanan di lingkungan tempat tinggal kita, terus berusaha untuk hidup sehat sehingga mengurangi datangnya penyakit dan pemerintah mengadakan kegiatan car free day yang diadakan setiap hari Minggu untuk mengurangi asap kendaraan bermotor di wilayah Kota Sragen dalam rangka mengajak masyarakat Sragen untuk hidup sehat, kemudian berusaha untuk menjaga lingkungan tetap bersih, rapi dan indah agar nyaman dilihat mata.

Sragen memiliki sentra batik yang telah menghasilkan berbagai macam motif batik baru yang berlokasi di Masaran, batik ini beri nama Batik Sukowati. Sragen termasuk salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki motif batik tersendiri, yaitu di Sragen seluruh pelajar mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga Guru (Pegawai Negeri Sipil) memiliki seragam batik sukowati yang bercorak sama yaitu bercorak manusia purba. Meskipun motif seragam ini sama namun terdapat perbedaan yang mencolok diantara keempatnya yaitu warna dari seragam itu sendiri. Untuk SD-SMP berwarna hampir sama yaitu warna oranye kecokelatan, SD menggunakan bawahan berwarna oranye dan SMP menggunakan bawahan berwarna putih. Untuk SMA menggunakan atasan berwarna keunguan dengan bawahan berwarna putih. Dan untuk Guru mengenakan atasan berwarna kehijauan dengan bawahan berwarna gelap. Kebanyakan orang Sragen sering menyebutnya “Seragam Kethek” karena coraknya yang berbentuk ceperti kera yang merupakan tahapan evolusi manusia. Selain itu ada juga yang menyebutnya “Batik Sangiran”, disebut demikian karena motif gambar yang terdapat pada batik tersebut menggambarkan kehidupan manusia purba. Dengan dimilikinya suatu motif batik yang menjadi identitas Sragen, sebagai bukti nyata ketika seorang pelajar yang bersekolah di Kota Sragen yang mengikuti pertukaran pelajar di luar kota akan dengan mudah dikenali lewat seragam yang dikenakannya yaitu batik sukowati yang memang hanya orang Sragen yang memilikinya. Dengan dikembangkannya batik, perekonomian Kota Sragen akan dapat berkembang, perekrutan pekerja dalam proses produksi batik akan sangat berpengaruh dalam upaya pengurangan tingkat pengangguran di Kota Sragen.

Sesuai dengan corak kera pada batik sukowati ini berkaitan dengan situs purbakala yang telah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya dunia, yaitu Museum Sangiran. Area Museum Sangiran ini sangat luas yaitu ± 56 km2 sehingga wajar apabila areanya berlokasi di Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, Kecamatam Plupuh, dan Kecamatan Gondangrejo (Kabupaten Karanganyar). Sebagai pusat ilmu arkeologi dunia, Museum Sangiran selalu ramai pengunjung baik dari kalangan pelajar maupun masyarakat umum. Bagi kalangan pelajar, Museum Sangiran merupakan pusat pembelajaran yang lengkap mengenai sejarah evolusi manusia, dan bagi masyarakat umum Museum Sangiran merupakan tempat untuk berekreasi sekaligus tempat untuk menambah pengetahuan. Dengan banyaknya pengunjung, Museum Sangiran berperan penting dalam kemajuan ekonomi di Daerah Sragen khususnya ketiga kecamatan tersebut (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh). Masyarakat disekitar museum dapat berjualan makanan kecil atau sekedar minuman kepada pengunjung museum, selain itu mereka juga dapat berjualan souvenir seperti gantungan kunci atau sebagainya.

Dari segi seni Sragen memiliki tarian tradisional yang sebenarnya sudah dipentaskan di banyak tempat di Jawa Tengah, namum di Sragen tarian ini selalu menjadi acara inti pada acara pernikahan pada malam akhir, Tari Tayub namanya. Meskipun, Tari Tayub ini sering dianggap membawa kebiasaan buruk orang-orang terutama kaum pria yang seringnya ikut begadang di tempat orang yang punya kerja. Namun, sebenarnya Tari Tayub ini sangat baik dan termasuk kesenian tradisional yang harus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang. Dan dapat dicoba untuk mempopulerkan Tari Tayub seperti Tari Jawa lainnya sebagai ciri Sragen.

Ada begitu banyak potensi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Sragen. Namun, masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Akan sangat mudah bagi Sragen untuk memajukkan daerahnya ini dengan mengembangkan segala potensi yang sudah dimiliki dan menumbuhkan potensi yang mungkin belum ada atau potensi yang belum dimiliki serta memanfaatkannya semaksimal mungkin demi kemakmuran Masyarakat Sragen.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo diskusi bareng, sebisa mungkin akan kubalas kok :)