Kalian pernah merasa tidak cocok saat bercerita dengan seseorang?
tidak bisa dengan leluasa menceritakan masalah yang sedang kalian hadapi?
Merasa tidak nyaman padahal orang itu adalah orang terdekat kalian?
Aku juga mengalaminya.
Aku membuat notes ini untukmu yang sedang lelah untuk hidup dan
juga untuk diriku sendiri yang sedang kehilangan arah.
Merasa bahwa orang lain
ternyata punya masalah mereka sendiri juga, bahkan untuk mendengar ceritaku
saja mereka tidak bisa. Entah, apakah aku sendiri yang terlalu merasa
diasingkan/tidak dipedulikan atau memang begitu adanya. Orang lain punya
masalah yang lebih besar dibandingkan masalah yang kuhadapi. Anggapan ini
selalu membawaku untuk tetap bungkam ketika ada masalah datang. Meskipun sampai
pusing kepalaku, aku tetap akan diam. Pusing, stress, hilang arah tujuan. Itulah
yang kualami. Kamu tidak sendirian, kita sedang di masa yang sama. Hal yang
harus kita lakukan sekarang adalah tetap berjuang untuk tetap hidup dan
menghidupi hidup kita.
Aku mengerti, sakitnya cerita yang tidak didengar. Aku mengerti,
sedihnya cerita yang dipotong oleh cerita orang disekitar kita. Aku mengerti.
Tapi,
Ayo belajarlah untuk jadi dewasa. Kalau ceritamu tidak didengar,
tetaplah tersenyum. Masih ada yang setia menantikan ceritamu. Tuhan selalu
setia menunggumu untuk curhat sama Dia. Aku juga menunggu ceritamu ;)
Dengan saling bertukar cerita kita bisa saling menguatkan.
Ingat perumpamaan tentang lidi? Satu lidi akan mudah dipatahkan,
namun ketika banyak lidi bersatu, mereka jadi kuat. Mereka saling menopang,
itulah kita. Jadi, ayo angkat tepian bibirmu, senyum J
Saat orang di sekitarmu tidak menganggapmu, percayalah ada orang
yang setia menunggumu. Iya, Dia Tuhan. Semua orang pasti akan pergi pada
waktunya. Ketika tugas mereka sudah berakhir. Sekali lagi, tolong jangan
bersedih. Aku ada disini, untukmu dan membersamaimu.
Kamu sangat hebat sudah bertahan hingga saat ini. Meskipun
keadaanmu kacau, kamu tetap tegap dan tetap menjalani hidupmu. Terimakasih, aku
bangga padamu.
Aku percaya. Hidup ini bukan soal berlari, tapi berjalan. Aku pernah
baca satu buku terbitan Greatmind yang berjudul “SLOW”. Dalam buku itu, kita
diajari untuk memaknai hidup kita. Menjalani secara sadar setiap kegiatan yang
kita lakukan setiap harinya. Menjaga hati dan pikiran kita untuk tetap tenang
saat ada masalah maupun tidak. Belajar bagaimana untuk menghadapi dunia yang
semakin jahat. Menyesuaikan diri supaya tetap waras di jaman yang seba cepat. Menjaga
mimpi kita tetap hidup ditengah kehidupan yang banyak halangan.
Kalau setiap hal yang kamu alami tidak sesuai dengan
ekspektasimu, ayo belajar menerima. Karena hidup ini adalah pemberian dan kita
menerima. Kita hanya bisa mengusahakan apa yang kita bisa lakukan, selebihnya
hanya Tuhan yang berhak menentukannya.
Inilah suratku untukmu. Ayo kita sama-sama berjuang
memaknai hidup kita, meskipun hidup kita rasanya begitu buruk, percayalah Tuhan
melihat hatimu dan Tuhan tahu kebutuhanmu. Ayo belajar untuk lebih bersyukur supaya
kita bisa menyadari hidup kita ini.
Semoga Tuhan selalu melingkupimu dengan sukacita dan
damai. Kalau ada yang mau dibagikankan aku senang bisa mendengar ceritamu. Ayo kita
berteman J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo diskusi bareng, sebisa mungkin akan kubalas kok :)